Monday, February 25, 2008

Berinvestasi atau Menabung?

Tanya :
Saya sedang berpikir untuk menempatkan sebagian dana saya di reksadana atau malah langsung ke instrumen tetapi saya takut untuk memulainya. Terus terang dana yang akan dipakai tersebut sebagian adalah dana darurat keluarga kami. Kami ingin mendapatkan penjelasan yang cukup agar saya dapat mulai berinvestasi.
Djoko S, Surabaya

Jawab :
Terima kasih Pak Djoko atas pertanyaannya. Terus terang pertanyaan yang Bapak ajukan merupakan pertanyaan yang umum diajukan oleh sebagian besar masyarakat kita. Masyarakat kita sampai saat ini masih masyarakat menabung, artinya sebagian besar dana yang persiapkan untuk masa mendatang disimpan dalam tabungan di Bank. Tetapi ada sebagian kecil yang sudah menjadi masyarakat yang berinvestasi. Sebagian besar dana yang mereka simpan dalam portofolio investasi, apakah dalam bentuk reksadana, saham atau malah dalam bentuk properti.

Lain dengan dunia menabung, dunia investasi memiliki dua sisi yang harus diperhatikan. Satu sisi adalah tingkat pengembalian investasi atau dalam dunia menabung sering disebut sebagai bunga. Sedangkan sisi satunya adalah risiko. Semakin tinggi potensi tingkat pengembalian investasinya, maka semakin tinggi potensi tingkat risikonya. Kadangkala orang hanya melihat tingkat pengembaliannya investasinya, tanpa melihat tingkat risikonya. Ambil contoh kasus Qsar, dimana banyak orang tergiur dengan tingkat pengembalian investasi yang “sangat” menggiurkan. Tapi apa yang terjadi, banyak orang akhirnya harus gigit jari, karena risiko yang sebenarnya sudah dapat diprediksikan terjadi. Banyak kasus lain, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri. Intinya adalah kita harus melihat dua sisi dari suatu instrumen investasi, tingkat pengembalian investasi dan risiko investasinya.

Kemudian, instrumen apa yang bisa kita pakai sebagai “kendaraan” untuk melipatgandakan dana yang kita miliki? Jawabannya banyak. Kita dapat langsung berinvestasi di instrumen obligasi, saham, SBI dan lain sebagainya. Tetapi untuk berinvestasi di sana perlu dana yang cukup besar, sebagai contoh untuk bisa bermain saham, minimal dana yang harus disediakan sekitar Rp. 25 juta, apalagi obligasi yang mensyaratkan minimal dana lebih tinggi lagi. Ada satu bentuk instrumen investasi yang merupakan “turunan” dari instrumen tadi yang kita kenal sebagai reksadana atau dalam bahasa inggris disebut sebagai mutual fund. Ada beberapa macam jenis reksadana, ada yang berbasis instrumen pasar uang, obligasi, saham atau campuran dari instrumen-instrumen tersebut. Reksadana pasar uang yang memiliki tingkat pengembalian yang lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan tingkat bunga deposito, memiliki potensi risiko yang relatif rendah. Sedangkan reksadana saham yang memiliki tingkat pengembalian investasi yang tinggi, memiliki potensi risiko yang tinggi pula.

Lalu dimana reksadana dapat dibeli? Saat ini banyak bank pemerintah, bank swasta nasional maupun bank asing yang menjadi agen penjual reksadana ini. Atau kita bisa juga langsung berhubungan dengan manajer investasi yang menerbitkan reksadana tersebut.

Kita dapat memilih jenis reksadana yang sesuai dengan karakter kita. Orang-orang tertentu sangat menikmati berinvestasi di instrumen yang fluktuatif, sedangkan orang lainnya senang berinvestasi di instrumen yang “relatif tenang”. Biasanya di tempat kita akan membeli reksadana, ada semacam kuesioner untuk melihat karakter dalam berinvestasi kita.

Bapak Djoko, pilihan ada di tangan Bapak. Pelajari dengan seksama instrumen investasi yang akan dipilih sebagai “kendaraan” untuk melipatgandakan dana kita.

Selamat berinvestasi.

Monday, February 18, 2008

Keuangan Pasangan Muda

Tanya :
Kami baru saja menikah 3 bulan yang lalu, pada dua bulan pertama kami menumpang di rumah orang tua, sebelum akhirnya kami menempati rumah kontrakan yang kami tempati saat ini. Selama 3 bulan ini, kami masih meraba-raba cara mengelola keuangan. Kami ingin saran, bagaimana mengelola keuangan keluarga kami sehingga sesuai dengan harapan kami untuk melangkah dengan baik pada hari-hari kemudian.
Yogi & Tuti, Waru


Jawab :
Selamat kepada anda berdua yang telah berani berkomitmen untuk hidup bersama berdua. Selamat yang kedua, karena anda berdua sangat peduli dengan pengelolaan keuangan keluarga anda meskipun usia pernikahan anda masih muda. Memang masalah keuangan adalah salah satu penyebab dari tidak harmonisnya hubungan dalam keluarga. Dengan pengaturan keuangan yang lebih maka kita akan dapat menikmati hari – hari dalam keluarga dengan baik. Sekali lagi selamat.

Ada beberapa tips yang bisa kami berikan untuk anda berdua berikut ini. Mudah-mudahan membantu anda dalam mengelola keuangan keluarga dengan baik.

Bersatunya dua pribadi dengan pengalaman dan latar belakang yang berbeda membutuhkan waktu untuk bersama-sama melakukan sesuatu. Perlu saling mengenal pola hidup masing-masing, karena setiap orang pasti mempunyai keunikan tersendiri. Untuk itu pada awal-awal anda hidup berdua saat ini, lakukan pengaturan keuangan bersama-sama. Jika anda berdua bekerja, maka satukanlah semua pendapatan menjadi satu “kantong”. Baru kemudian secara bersama-sama mengalokasikan pendapatan tadi pada pos-pos pengeluaran yang ada. Jika anda berdua sudah terbiasa menabung saat masih lajang, lanjutkan kebiasaan ini dengan menyisihkan dana untuk tabungan dari pendapatan sebelum pengalokasian untuk pengeluaran tadi.

Dengan melakukan pengaturan keuangan bersama-sama, maka kita akan mengenal pola pengeluaran dari pasangan kita. Setelah semuanya berjalan dengan baik, maka serahkan pengaturan tadi ke salah satu dari anda berdua. Pada umumnya istri adalah pihak yang cukup berkompeten dalam pengaturan keuangan ini. Jadi serahkanlah semua pendapatan maupun pengeluaran tadi ke istri, sehingga hanya ada satu catatan keuangan keluarga anda.

Pengeluaran untuk keluarga muda biasanya hanya “melulu” untuk pengeluaran harian rumah tangga. Kecuali saat pesta pernikahan, anda meminjam dana kepada pihak lain, apakah bank atau lainnya. Sehingga sebagian pendapatan harus dialokasikan untuk membayar cicilan pinjaman. Pada kondisi anda saat ini, pengeluaran untuk menyewa rumah harus anda alokasikan. Pengeluaran ini bisa anda alokasikan bulanan atau tahunan tergantung dari perjanjian sewa menyewa rumah yang anda tempati. Pastikan juga bahwa pengeluaran anda lainnya “cukup wajar”, sehingga masih ada bagian dari pendapatan untuk ditabung atau diinvestasikan. Setelah anak-anak lahir, pengeluaran keluarga anda akan “cukup” besar dan tidak dapat ditunda. Misalnya untuk membeli susu, peralatan bayi, dan lain sebagainya. Apalagi saat anak-anak sudah memasuki usia sekolah, maka kita harus menyediakan dana pendidikan mereka yang akan berlangsung selama hampir 20 tahun.

Yang terakhir adalah terapkanlah tips-tips tadi dengan tertib sehingga keluarga anda tidak terjebak pada hutang atau pengeluaran yang tidak perlu. Tetapkan tujuan keuangan anda, dan lakukan pengeluaran dengan cermat.

Selamat mencoba.

Thursday, February 14, 2008

Pendapatan Hari Ini Jangan Dihabiskan Hari Ini

Tanya :
Pengasuh rubrik yang terhormat, sebagai seorang kepala keluarga yang saat ini memiliki tanggungan 3 orang, saya sering berpikir untuk mengalokasikan sebagian pendapatan untuk masa depan kami. Tetapi dengan kondisi yang sangat “susah” saat ini, jangankan untuk menyisihkan sebagian dana, untuk hidup sehari-hari saja susah. Kami memerlukan saran yang baik untuk mengatasi hal ini.
Joko Prasetyo, Gresik

Jawab :
Pak Joko, memikirkan masa depan keluarga memang harus mulai kita terapkan dalam langkah-langkah konkrit. Bayangkan bahwa pada umumnya kita hanya akan bekerja mulai dari usia 30 tahun sampai usia pensiun yang umumnya berkisar usia 55 tahun. Jadi kita memiliki pendapatan selama 25 tahun. Sedangkan hidup kita secara mandiri mulai dari saat kita mulai bekerja, katakan usia 30 tahun sampai dengan meninggal dunia, yang bisa kita prediksikan sampai usia 70 tahun. Jadi masa hidup selama 40 tahun harus bisa dibiayai dari 25 tahun kita bekerja. Atau tanpa melihat hasil investasi, pendapatan kita selama 1 bulan digunakan untuk kehidupan selama 1,6 bulan. Ini berarti pendapatan kita hari ini haruslah disisihkan untuk kehidupan saat kita tidak bekerja. Perhitungan 1,6 bulan tadi adalah tanpa memperhitungkan adanya hasil investasi, asuransi dan instrumen lainnya bisa kita pakai untuk membantu kita dalam merencanakan keuangan kita.

Tentang keterbatasan dana saat ini, adanya baiknya pak Joko melihat sekali lagi pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan sebulan terakhir. Apakah ada pengeluaran yang kecil-kecil yang bisa dihemat. Jika memang tidak ada yang bisa dihemat, maka kita perlu berpikir untuk “menurunkan” gaya hidup kita. Memang berat untuk dilakukan, tetapi ada baiknya dicoba. Bukankah ada pepatah “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Jadi kita “menginvestasikan” ketidaknyamanan saat ini, untuk kesejahteraan di masa depan.

Pak Joko, banyak hal yang bisa lakukan, tinggal kita mau melaksanakannya atau tidak. Mudah-mudahan dua hal di atas menginspirasi pak Joko dalam menapaki hari-hari ke depan dengan lebih baik.

Selamat berjuang.

Sunday, February 10, 2008

Perpindahan Harta

Tanya :
Pengasuh rubrik yang terhormat,
Saat ini kami sedang bekerja keras untuk kehidupan kami dan anak-anak kami. Tetapi ada kekhawatiran jika kami sudah tidak ada lagi, maka hasil kerja keras kami habis karena pengelolaan kekayaan yang kurang baik. Artinya harta warisan yang sedianya untuk kesejahteraan anak-anak kami berpindah ke tangan yang tidak berhak. Mohon saran untuk kegelisahan kami ini.
R Suseno, Sidoarjo

Jawab :
Pak Suseno, tampaknya kegelisahan anda mengarah ke suatu tujuan yaitu bagaimana harta yang dimiliki saaat ini berpindah ke tangan anak-anak yang anda cintai. Di luar sana konsep ini dikenal sebagai estate planning. Dalam hal ini perpindahan harta bisa terjadi saat pemilik kekayaan atau pewaris masih hidup atau biasa disebut sebagai hibah, dan bisa juga terjadi saat pewaris sudah meninggal dunia disebut sebagai warisan.

Untuk perencanaan ini, kita perlu bantuan ahlinya, yaitu notaris. Karena merekalah yang bisa menyarankan bagaimana sebaiknya kekayaan yang kita miliki berpindah ke tangan yang tepat. Apalagi sistem hukum di Indonesia dengan kerumitannya menggolongkan penduduk menjadi tiga golongan. Setiap golongan mempunyai implikasi hukum yang berbeda dalam hal perpindahan harta. Golongan yang satu mengikuti hukum perdata yang berlaku di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. Sedangkan golongan yang lain mengikuti hukum adat yang sangat beragam penerapannya di Indonesia. Dan golongan ketiga mengikuti hukum perdata dan hukum adat yang berlaku pada golongan ini. Mengingat kompleksitas masalah perpindahan harta ini, bantuan notaris sangatlah diperlukan.

Kompleksitas ini akan bertambah jika kita mengadakan perjanjian pra nikah atau pre nuptial aggrement, juga adanya surat wasiat yang melimpahkan harta warisan ke pihak lain yang tidak sama dengan pewaris menurut aturan main di atas. Kita akan coba bahas satu persatu dua hal ini.

Perjanjian pra nikah atau pre nuptial aggrement akan mengatur apakah harta yang dimiliki oleh istri atau suami masuk ke dalam harta yang dimiliki bersama-sama. Seperti kita ketahui, secara konsep ada dua jenis harta dalam sebuah perkawinan, yaitu harta bawaan dan harta bersama (harta gono-gini). Harta bawaan adalah harta yang telah dimiliki oleh pasangan kita dan kita sendiri sebelum perkawinan terjadi. Sedangkan harta bersama (harta gono-gini) adalah harta yang diperoleh setelah perkawinan terjadi. Adanya perjanjian pra nikah akan mengatur apakah harta bawaan masing-masing bercampur menjadi harta yang dimiliki bersama-sama ataukah tetap dimiliki oleh masing-masing pihak. Itupun masih dilihat apakah harta bawaan ini terpisah secara keseluruhan ataukah hanya terpisah sebagian.

Surat wasiat biasanya dibuat saat pemilik harta atau pewaris masih hidup. Pewaris bisa mewariskan hartanya kepada pihak manapun, tetapi harus diingat bahwa harus ada nilai “kewajaran” dalam pewarisan ini. Pewaris bisa membuat surat wasiat beberapa kali dan pada umumnya surat wasiat yang terakhir yang mempunyai nilai. Sedangkan surat-surat wasiat yang telah dibuat sebelumnya tidak berlaku.

Dengan kerumitan yang cukup berarti dalam pemindahan harta ini, bantuan ahli yaitu notaris sangatlah diperlukan. Belum lagi implikasi perpajakan yang timbul dari perpindahan harta ini. Disarankan anda untuk mencari ahli yang anda percayai yang mengerti secara mendalam tentang masalah perpindahan harta ini.

Selamat berburu.

Tuesday, February 5, 2008

Mengatasi risiko tanpa membayar

Tanya :
Beberapa hari ini saya berpikir untuk membeli asuransi kesehatan, karena sebagai pegawai rendahan di sebuah kantor kecil, belum ada fasilitas kesehatan yang diberikan. Saya takut saat anggota keluarga saya jatuh sakit dan saya tidak bisa membiayainya. Sedangkan untuk membeli asuransi kesehatan, saya harus berpikir dua kali, Dengan penghasilan yang sangat terbatas, premi yang perlu dibayar cukup besar.
Saya ingin saran, bagaimana mengatasi permasalahan saya ini.
Joko Waspodo - Surabaya

Jawab :
Pak Joko, kesadaran akan pentingnya berjaga-jaga menghadapi risiko yang ada di sekeliling kita sangatlah penting. Saya salut kepada pak Joko, karena kesadaran itu sudah Bapak miliki.

Risiko yang ada di sekeliling kita memang bermacam-macam, tetapi cara mengatasinya juga bermacam-macam. Yang paling memungkinkan adalah memindahkan risiko finansial akibat dari risiko yang terjadi ke perusahaan asuransi. Dimana banyak risiko yang bisa dipindahkan risiko finansialnya ke perusahaan asuransi, misalnya risiko sakit, risiko meninggal, risiko kecelakaan, risiko terkena penyakit kritis. Dengan produk asuransi tertentu risiko yang ada dapat dipindahkan dengan membayar harga tertentu yang biasa kita sebut sebagai premi. Besar premi yang kita bayar akan bergantung pada tingkat risiko yang ada, pertanggungan yang kita inginkan, usia kita dan juga jenis kelamin. Semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi premi yang harus kita bayar.

Ada cara lain yang mungkin bisa dipakai adalah dengan menghindari risiko yang ada tanpa perlu mengeluarkan dana yang cukup besar. Misalnya jika risiko sakit menyebabkan kita harus pergi ke dokter atau bahkan perlu dirawat di rumah sakit. Hal ini bisa dihindari dengan hidup sehat, beristirahat dan makan yang cukup, berolahraga. Atau menghilangkan kebiasaan merokok, sehingga kondisi kesehatan kita lebih baik. Dapat juga menghilangkan kebiasaan begadang untuk hal-hal yang tidak perlu. Bisa juga mengurangi tingkat stres akibat tekanan di pekerjaan atau di rumah, dengan hidup lebih terstruktur dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang sebenarnya mudah untuk diatasi. Banyak cara bisa kita lakukan.

Memang ada beberapa risiko yang tidak bisa dihindari, misalnya bencana alam, kerusuhan, dan lain sebagainya. Tetapi dengan memahami risiko yang bisa dikurangi, atau risiko yang bisa dihindari bahkan dihilangkan sama sekali, maka kita akan bisa dengan mudah mengantisipasi risiko dengan melakukan hal-hal yang bisa “menyelamatkan” kita dari risiko tadi tanpa perlu membayar “lebih”.

Pak Joko, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi risiko tanpa perlu membayar. Dengan demikian, pendapatan yang terbatas tadi bisa kita alokasikan untuk hal-hal lainnya.

Sunday, February 3, 2008

Memulai Kebiasaan Baik

Tanya :
Saya seorang pegawai yang sedang gelisah memikirkan tentang kebutuhan biaya untuk kehidupan keluarga saya ke depan. Saya ingin sekali menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung, karena saya ingin memiliki rumah sendiri. Tetapi dengan biaya hidup yang semakin meningkat saya ragu untuk mulai menabung. Kenaikan gaji baru saja saya terima, tidak cukup untuk mengcover biaya-biaya yang naik tidak terkendali.
Apakah ada saran untuk kasus saya ini?
Budiman, Waru, Sidoarjo

Jawab :
Bapak Budiman, memang saat ini adalah saat yang paling berat buat kita semua untuk mengatur keuangan keluarga secara sempurna. Sejak ada berita tentang kenaikan BBM beberapa waktu yang lalu, harga-harga kebutuhan pokok merangkak naik. Tetapi momen ini adalah justru kesempatan yang langka untuk melihat kembali pengaturan keuangan kita.

Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah melihat pola pengeluaran kita. Apakah saat Anda mendapatkan kenaikan gaji, gaya hidup berubah? Atau apakah pengeluaran yang kita lakukan adalah benar-benar pengeluaran yang memang perlu dilakukan? Setelah menganalisa pola pengeluaran kita, maka kita dapat mengetahui pengeluaran apa saja yang telah kita lakukan. Dan kemudian di antara pengeluaran tadi, mana saja yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.

Langkah kedua adalah menghitung berapa besar pengeluaran yang bisa tidak dilakukan. Katakan dari pendapatan Anda yang sebesar Rp. 2 juta, dari hasil analisa tadi Anda dapat menyisihkan dana sebesar Rp. 100 ribu. Maka dana tersebut pada awal bulan bisa langsung Anda sisihkan pada rekening tabungan yang sudah Anda siapkan. Idealnya tabungan dibandingkan pendapatan minimal 10%, yang artinya Anda harus menyisihkan Rp. 200 ribu per bulan dari pendapatan Anda. Langkah awal menabung ini sangat penting, karena jika Anda menundanya sampai tahun depan, maka Anda harus menabung 30% lebih besar daripada mulai menabung sekarang. Tentunya sangat berat buat Anda, selain karena kenaikan gaji yang rata-rata saat ini sebesar 10%, kenaikan besar tabungan sebesar 30% akan memberatkan Anda. Juga semangat Anda untuk menabung akan semakin pudar dengan berjalannya waktu, malah bisa-bisa keuangan Anda sudah menjadi defisit setahun kemudian.

Langkah ketiga adalah selalu konsisten untuk menabung setiap bulannya. Sekali Anda “malas” untuk menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung, maka selanjutnya Anda mempunyai “alasan-alasan” yang lain untuk tidak menabung. Konsistensi dalam menabung akan membuat anda terbiasa yang kemudian akan menjadi kebiasaan baik dan akan sangat berguna bagi Anda dan keluarga untuk menapak hari-hari selanjutnya.

Langkah keempat adalah memantapkan tujuan keuangan Anda. Seperti yang telah disampaikan, Anda merencanakan untuk membeli rumah yang layak. Pada langkah ini Anda harus secara aktif mencari informasi tentang kompleks perumahan yang Anda inginkan. Berapa besar uang muka yang harus disetor, bank mana saja yang menyediakan kredit, bagaimana potensi perkembangan perumahaan tersebut adalah pertanyaan yang harus Anda peroleh. Dengan informasi yang sangat detil ini, Anda akan terpacu untuk merealisasikan tujuan atau mimpi Anda.

Selamat bermimpi dan raihlah impian tersebut.