Tuesday, October 7, 2008

Apa itu Kebebasan Finansial ?

Banyak orang sekarang ini terobsesi dengan istilah kebebasan finansial. Banyak konsep menawarkan kebebasan finansial ini. Akhirnya orang-orang terobsesi untuk pensiun lebih dini. Apakah itu kebebasan finansial? Bagaimana kita dapat melampaui sebuah kondisi yang dinamakan sebagai bebas secara finansial? Langkah-langkah yang apa diperlukan untuk itu? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan kita bahas bersama-sama.

Robert T. Kiyosaki dalam bukunya Rich Dad, Poor Dad menulis bahwa kebebasan finansial diraih jika kekayaan tumbuh secara otomatis di atas inflasi meskipun orang tersebut tidak bekerja lagi. Bagaimana mencapai kondisi tersebut, banyak Multi Level Marketing (MLM) yang menawarkan suatu pendapatan yang tidak terbatas jika distributornya menjalankan bisnis di MLM tersebut secara konsisten. Jadi fokus dari MLM adalah memberikan kebebasan finansial melalui pendapatan yang tidak terbatas.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah dengan pendapatan yang besar tersebut, distributor yang berhasil dapat dikatakan bebas secara finansial. Dari pengamatan dari beberapa top distributor sebuah MLM, sebagian dari mereka ternyata tidak tahu bagaimana mengelola keuangannya. Ada yang membeli properti yang lagi booming tetapi mereka sebenarnya tidak tahu apa tujuan dari pembelian tersebut. Apakah pembelian tersebut dilakukan dengan motif investasi ataukah akan dipakai sendiri. Jadi sebenarnya mereka dapat menghasilkan pendapatan yang sangat besar, tetapi mereka tidak tahu bagaimana mereka mengelola keuangannya.

Mari kita lihat sebuah konsep lain dalam melihat istilah kebebasan finansial ini. Dalam dunia perencanaan keuangan atau di dunia dikenal sebagai financial planning, kebebasan finansial adalah terbebas dari hutang, memiliki pendapatan tetap, telah melunasi KPRnya, anak telah lulus sekolah, dan uang tunai tetap di tangan. Jadi pada titik tertentu, seseorang dikatakan bebas secara finansial jika semua indikator tersebut telah terlewati atau telah direncanakan secara finansial di awal akan terlewati dengan baik.

Seperti kita ketahui bersama bahwa dunia ini semakin individual, artinya ketergantungan antar generasi semakin tidak tergantung satu sama lain secara finansial. Generasi anak kita dan generasi berikutnya tidak akan mau menanggung beban kehidupan orangtuanya atau nenek kakeknya atau generasi-generasi sebelumnya. Padahal biaya untuk kehidupan orang-orang yang sudah berumur cukup besar, mulai dari biaya perawatan kesehatan yang semakin tinggi, biaya perawat yang diperlukan sampai biaya pemakaman yang juga cukup besar.

Di sisi lain sang anak sangat memerlukan sebuah kondisi agar dia dapat hidup secara mandiri. Dapat menghasilkan uang sendiri untuk biaya hidupnya saat ini dan menabung untuk kebutuhan masa depannya. Kemandirian sang anak pada awalnya seperti tumbuhnya tunas tumbuhan yang masih sangat “rapuh”, terkena angin yang sepoi-sepoi saja tunas ini bergoyang bahkan bisa tercabut dari tanah beserta akar-akarnya. Dengan semakin kuatnya akar dan batang kayunya, tumbuhan ini akan semakin kuat dan angin sekencang apapun tidak akan menggoyahkannya. Ilustasi ini menggambarkan betapa rapuhnya seorang anak yang baru mandiri. Jika anak ini sudah harus dibebani dengan beban orang tuanya atau generasi sebelumnya, maka seperti tunas yang dibebani dengan macam-macam pengikat, maka tumbuhan itu meskipun tetap tumbuh akan menjadi “bonsai” yang tidak akan tumbuh lebih tinggi dan lebih besar. Jadi sebagai orangtua, kita harus mempersiapkan keluarga kita untuk hidup mandiri tanpa harus membebani pihak yang lain. Apa langkah yang harus dilakukan?

Dalam perjalanan waktunya sebuah keluarga akan memasuki tahap anak-anak yang baru lahir, memasuki masa kanak-kanak, masa sekolah, lulus sekolah dan mulai bekerja. Sedangkan orangtuanya dalam bekerja mulai menapak dari tingkat staff sampai tingkat yang paling tinggi dalam sebuah perusahaan atau bisnis.

Sebagai ilustrasi, ada dua tujuan akhir yang harus dicapai sebuah keluarga. Yang pertama, anak-anak lulus dari perguruan tinggi, apakah itu tingkatan S1 ataukah S2. Yang kedua, kita sebagai orangtua (suami dan istri) mempunyai keuangan yang stabil saat memasuki masa pensiun.

Kita bahas yang pertama, pendidikan anak-anak. Pendidikan di Indonesia cukup mahal, tingkat taman kanak-kanak saja bisa menghabiskan dana jutaan rupiah. Apalagi tingkat di atasnya. Jadi yang pertama kita lakukan adalah menentukan kemana anak-anak akan kita sekolahkan yang kita sesuaikan dengan kemampuan menghasilkan pendapatan saat ini dan proyeksi ke depannya. Apakah akan kita sekolahkan di sekolah negeri atau swasta, ataukah sekolah di dalam negeri atau di luar negeri. Setelah itu kita memproyeksikan berapa besar dana yang diperlukan untuk pendidikan anak-anak kita ini. Sebagai orangtua kita mengharapkan bahwa anak-anak akan telah hidup mandiri setelah lulus dari pendidikan yang kita berikan.

Yang kedua, hidup setelah pensiun. Kehidupan setelah pensiun berarti sebuah keadaan dimana pendapatan aktif (pendapatan yang didapat dengan bekerja secara aktif) sudah tidak ada lagi. Biaya setelah pensiun didapat dari pendapatan pasif, apakah dari dana pensiun, ataukah dari investasi yang pupuk selama kita masih aktif bekerja. Biaya apa saja yang harus kita keluarkan saat orangtua yang tinggal berdua dan anak-anak sudah mandiri. Selain biaya hidup sehari-hari, juga biaya perawatan medis yang meningkat dengan bertambahnya usia. Juga biaya untuk aktivitas lain yang menjadi impian kita, misalnya jalan-jalan ke luar negeri setiap waktu tertentu ataukah aktivitas lainnya.

Dengan mempersiapkan keuangan kita untuk kedua tujuan tersebut di atas, maka kita sudah mempersiapkan keluarga kita melewati kehidupan di dunia ini tanpa tergantung secara finansial kepada pihak lain, apakah itu anak-anak kita ataukah pihak saudara yang lain. Jika kita mempunyai impian yang lebih tinggi dari kondisi pendapatan kita saat ini, kita dapat bekerja lebih keras (hard work) atau bekerja lebih cerdas (smart work). Bisa kita lakukan dengan memiliki bisnis sendiri di luar pekerjaaan kita yang akan menghasilkan pendapatan pasif ataukah kita berbisnis melalui MLM yang juga menjanjikan pendapatan pasif dan bernilai besar. Ataukah dengan berinvestasi pada instrumen-instrumen yang sesuai dengan keadaan kita. Kita bisa berinvestasi di saham, reksadana, properti atau instrumen investasi lainnya.

Selamat mempersiapkan diri dan bebas secara finansial.