Monday, March 15, 2010

Menghadapi Masa Krisis

Tanya :
Pengasuh rubrik yang terhormat, melihat situasi saat ini dimana dampak kenaikan BBM sudah di depan mata, juga lebaran yang sudah dekat. Kami khawatir akan kenaikan harga yang tidak terkendali, sehingga pendapatan yang kami terima tidak cukup untuk membiayai hidup kami sehari-hari. Terus terang kami sangat khawatir dengan keadaan ini, apalagi beberapa barang kebutuhan pokok harganya sudah merayap naik. Kami ingin mendapatkan saran bagaimana mengatasi hal ini.
Jogi Purnomo, Sidoarjo

Jawab :
Pak Jogi, kekhawatiran bapak juga dirasakan oleh sebagian besar teman-teman kita. Ada beberapa hal yang perlu dilihat untuk menghadapi masa yang cukup berat ini. Mudah-mudahan beberapa saran ini di bawah ini membantu dalam menghadapi persoalan keluarga bapak.

1. Berpikirlah postif
Mengapa kita perlu berpikir positif? Karena setiap kondisi paling buruk sekalipun pasti dapat kita jadikan sebagai langkah awal untuk melakukan perbaikan keuangan keluarga kita. Dalam hal ini kita dapat melihat kembali pendapatan dan pengeluaran kita.

2. Teliti pengeluaran kita
Apakah pengeluaran yang kita lakukan setiap bulannya adalah pengeluaran yang benar – benar kita harus keluarkan. Contohnya : kalau setiap kali kita keluar rumah perlu membeli softdrink, pertanyaannya adalah apakah pengeluaran perlu dan harus kita lakukan? Apakah bisa diganti dengan hal yang lain, misalnya membawa minum dari rumah.

3. Buatlah daftar pengeluaran setiap bulannya
Dengan membuat daftar ini, kita dapat melihat dengan lebih seksama pengeluaran setiap bulannya. Pasti ada pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu dilakukan, dan pastikan pengeluaran tersebut kita coret dari daftar di bulan depannya.

4. Prioritaskan pengeluaran yang paling penting
Pada beberapa kondisi mencoret beberapa pengeluaran tidak membantu banyak. Lalu apa yang harus kita lakukan? Selanjutnya buatlah daftar prioritas terhadap pengeluaran-pengeluaran yang ada. Prioritas yang paling tinggi, bisa kita lakukan segera. Sedangkan prioritas yang paling rendah, dapat kita tunda atau kita coret dari pengeluaran kita.

5. Lakukan dengan tertib
Dengan melakukannya secara tertib, maka keluarga kita akan tetap survive di masa krisis ini.

Berpikir postif dan tetap survive di masa krisis.

Tuesday, March 2, 2010

Pendidikan Anak

Tanya :
Pengasuh rubrik Kelola Keuangan Keluarga, saya adalah kepala keluarga dengan 2 orang yang masih kecil. Anak yang pertama sudah memasuki tingkat sekolah dasar tahun 2004 ini, sedangkan anak yang kecil baru memasuki tingkat TK. Saat memasukkan anak pertama kami ke SD, kami terkejut ternyata biaya sekolah yang harus kami bayarkan cukup tinggi. Itu baru tingkat dasar, belum lagi tingkat yang lebih tinggi, SMP, SMA maupun perguruan tinggi. Kami ingin mempersiapkan biaya pendidikan anak ini sedini mungkin, agar anak kami dapat memperoleh pendidikan yang memadai untuk hidupnya kelak. Mohon bantuannya.
Agus Supriyadi, Surabaya

Jawab :
Pak Amir yang peduli pendidikan anak, memang bicara pendidikan adalah bicara sesuatu yang “mahal” dan harus dipersiapkan dengan baik, sehingga tujuan yang kita inginkan itu dapat dicapai.

Dalam mempersiapkan biaya pendidikan anak, pertama kali yang harus kita lakukan adalah kemana kita akan menyekolahkan anak kita, dan sampai tingkat apa. Tempat menyekolahkan anak sangat mempengaruhi berapa besar dana yang harus dipersiapkan. Antara sekolah negeri dan sekolah swasta memiliki tingkat biaya yang berbeda. Apalagi jika menyekolahkan anak kita ke luar negeri.

Kemudian sampai tingkat apa anak kita mau kita sekolahkan. Ada orangtua yang menyekolahkan anaknya sampai tingkat S1, bahkan ada yang punya keinginan sampai tingkat S2. Ini juga mempengaruhi besar dana yang dipersiapkan. Untuk tingkat S2, beberapa perguruan tinggi di Indonesia memerlukan dana sekitar Rp. 50 juta. Sedangkan untuk S1 sekitar separuhnya.

Beberapa orangtua ada yang punya keinginan untuk menyekolahkan anaknya sampai ke luar negeri. Untuk ini perlu pertimbangan yang matang, karena biaya pendidikan untuk beberapa negara berbeda-beda. Sekolah di Australia, Amerika Serikat atau daratan Eropa memiliki tingkat biaya berbeda. Yang perlu dipersiapkan untuk sekolah di luar negeri, tidak hanya biaya pendidikannya, juga biaya hidup di sana.

Kedua, adalah bagaimana mempersiapkan biaya pendidikan tersebut. Banyak lembaga keuangan yang membantu kita untuk persiapan ini, apakah di perbankan, asuransi atau bahkan kita dapat mempersiapkan melalui jenis investasi lain yang sesuai dengan pengalaman dan kemampuan kita. Produk yang ada di perbankan, biasanya mengharuskan nasabah untuk menyisihkan pendapatan setiap bulan sesuai dengan target yang sudah ditentukan di awal. Biasanya disebut sebagai tabungan untuk pendidikan. Misalnya untuk anak kita yang masuk SMP 5 tahun lagi, kita memerlukan dana sebesar Rp. 20 juta. Maka bank akan menghitung berapa besar kita harus mengiur setiap bulannya.

Sedangkan produk asuransi lain lagi, ada yang menyebutnya asuransi pendidikan atau asuransi beasiswa. Produk asuransi biasanya mempunyai manfaat saat anak memasuki tahun-tahun sekolah, misalnya saat masuk SD, SMP, SMP atau perguruan tinggi. Agar kita dapat memperoleh manfaat asuransinya, kita harus membayar premi secara reguler atau secara sekaligus.

Untuk membiayai pendidikan ini, ada beberapa orangtua yang menyimpannya dalam bentuk lain, misalnya properti (apakah itu rumah atau tanah), bahkan ada yang mempersiapkannya dalam bentuk batangan emas.

Itu semua tergantung dengan kita, pengalaman kita dan kemampuan kita dalam mempersiapkan dana untuk pendidikan ini.

Jadi pertama, tentukan tujuan secara spesifik, baru kemudian “kendaraan” apa yang paling sesuai untuk mencapai tujuan tersebut.

Selamat mempersiapkan diri.