Tuesday, January 29, 2008

Iuran untuk Dana Pensiun

Tanya :

Pengasuh rubrik yang terhormat, saya dan istri sedang mempersiapkan dana untuk masa pensiun kami. Kami sudah menghitung berapa besar dana yang kami perlukan untuk pensiun nantinya. Tetapi ada kendala yaitu adanya regulasi bahwa maksimal pendapatan yang bisa dipakai sebagai iuran sebesar 20%. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan dana pensiun, iuran yang kami perlukan lebih dari batasan tadi. Mohon penjelasannya.
Agus Daeri, Wonocolo, Surabaya

Jawab :
Pak Agus, secara pribadi saya senang sekali mendengar bahwa Bapak dan istri sudah mulai memikirkan untuk mempersiapkan diri mengumpulkan dana untuk masa pensiun nanti. Ada beberapa hal yang akan saya tuliskan di bawah ini yang mudah-mudahan memberi inspirasi untuk mempersiapkan dana pensiun.

Untuk melihat besar dana pensiun yang ada, maka kita perlu melihat beberapa sumber dana yang bisa mengurangi besar dana yang perlu kita persiapkan secara mandiri.

  • Sumber yang pertama adalah Jamsostek, jika Bapak adalah seorang karyawan dan gaji pokok Bapak dipotong sebesar 2% setiap bulan.
  • Sumber kedua, manfaat pesangon yang minimalnya dicanntumkan pada Peraturan Perusahaan yang minimalnya seperti yang tercantum pada UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.

Kedua sumber tersebut merupakan hal wajib yang harus diberikan oleh Pemberi Kerja untuk para karyawannya. Sehingga hasil perhitungan yang Bapak lakukan bisa menjadi lebih kecil dengan memasukkan kedua sumber tersebut di atas.

Lalu apa saja yang bisa kita pakai sebagai “kendaraan” untuk mendanai kebutuhan masa pensiun kita.

  • Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Kita bisa mengikuti DPLK dengan mengiur sebagian pendapatan kita ke sana. Memang pada peraturan yang lama, maksimal iuran sebesar 20% dari gaji, tetapi terdapat peraturan menteri keuangan di tahun 2005 yang memungkinkan kita untuk mengiur sebesar 100%.
  • Asuransi Kesehatan Pensiun. Pada masa pensiun, selain dana untuk kebutuhan sehari-hari, kita juga perlu mempersiapkan dana untuk kesehatan kita. Jika mulai kita persiapkan dari sekarang dengan membeli asuransi kesehatan pensiun tentunya akan baik sekali.
  • Bisnis. Beberapa orang teman saya lebih tertarik untuk mempersiapkan dana pensiunnya melalui bisnis yang dikembangkan sekarang. Untuk yang berjiwa pengusaha hal ini cukup menarik.
  • Properti. Ada seorang tetangga yang mempersiapkan pensiunnya dengan membeli rumah dan menyewakannya saat ini. Dia memilih “kendaraan” karena tidak mudah dicairkan menjadi uang dan harga properti memiliki kecenderungan yang menaik lebih tinggi dari inflasi.

Setiap “kendaraan” pastilah memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga diperlukan pemahaman yang berbeda. Setiap orang memiliki profil risiko yang berbeda, sehingga “kendaraan” yang dipakaipun berbeda.

Selamat mempersiapkan masa pensiun.

Sunday, January 27, 2008

Mengajari Anak Menabung

Tanya :
Pengasuh rubrik yang terhormat, kami adalah orangtua dari seorang anak yang telah duduk di kelas 2 Sekolah Dasar. Sebelum kami menikah, kami mempunyai kesepakatan untuk mempunyai target tertentu dalam menabung dari pendapatan yang didapat setiap bulannya. Tabungan yang terkumpul saat ini cukup lumayan. Kami mencoba untuk mengajarkan pentingnya menabung kepada anak kami agar kelak dia akan terbiasa dengan pola menabung. Tetapi kami masih bingung, bagaimana memulainya. Apakah ada saran?
Budi & Wati, Kalidami, Surabaya

Jawab :
Terima kasih kepada anda berdua yang telah membaca rubrik kami. Diharapkan para pembaca akan memperoleh manfaat dalam pengelolaan keuangan keluarga kita.

Membaca keterangan di atas, anda berdua tampaknya ingin menularkan kebiasaan yang baik yang sudah anda berdua lakukan kepada anak anda. Ada beberapa langkah yang bisa membantu anda untuk proses ini.

Pertama, pasti anda memberi uang saku kepada anak setiap harinya untuk keperluan jajan atau untuk keperluan lainnya. Belikan semacam ‘celengan’ agar anak dapat menyisihkan uang jajannya setiap hari. Dan pastikan jumlah yang tersimpan di sana tidak lebih dari nominal tertentu, misalnya Rp. 25.000 atau Rp. 50.000. Jika lebih, maka anda sarankan untuk ditabung di bank.

Kedua, ajaklah anak untuk membuka rekening di bank. Bank-bank tertentu mempunyai produk tabungan yang dikhususkan untuk anak-anak. Biasanya produk tabungan khusus ini memiliki minimal setoran pertama yang rendah dan biaya administrasi yang kecil atau malah tidak ada. Ajaklah anak saat menyetor atau mengambil dana di tabungan, sehingga anak secara langsung melihat proses transaksi di bank.

Ketiga, bicarakan barang apa yang ingin dibeli dengan uang yang ditabungnya. Misalnya anak ingin membeli sebuah mainan yang berharga Rp. 100.000. Sedangkan si anak dapat menabung Rp. 20.000 setiap bulannya, sehingga dalam waktu lima bulan kemudian si anak dapat memperoleh mainan yang diinginkannya. Jika mainan yang diinginkannya sudah mengalami kenaikan harga, anda dapat membantunya untuk menutupi kekurangannya.

Dengan mengajari anak menabung sedini mungkin, maka anak terbiasa dengan pola menabung ini. Di usia dewasa nantinya, anak akan sangat terbantu dalam mengelola keuangannya.

Selamat menabung.

Wednesday, January 23, 2008

Membeli asuransi melalui beberapa saluran distribusi penjualan

Banyak orang hanya mengenal produk asuransi yang dijual oleh para agen penjual atau sering disebut sebagai agen asuransi. Di Indonesia, distribusi penjualaan produk asuransi saat ini masih didominasi oleh para agen asuransi. Lalu selain agen, pihak mana saja yang menjual produk ini?

Bank
Produk asuransi yang dijual oleh bank sering disebut sebagai bancassurance. Ada beberapa bentuk kerjasama yang dilakukan pihak asuransi dan bank. Ada bentuk kerjasama dimana bank menyediakan tempat khusus untuk para penjual asuransi dari perusahaan tertentu. Setiap nasabah yang membeli produk asuransi pada counter khusus ini akan langsung dilakukan pendebetan pada rekening nasabah tersebut pada bank bersangkutan.

Ada juga yang mem-paket-kan produk bank dengan asuransi, contohnya adalah produk tabungan untuk pendidikan. Disini nasabah berkomitmen untuk menabung sejumlah uang tertentu selama waktu yang ditentukan. Dana ini dikhususkan untuk pendidikan anak-anak mereka. Saat orang tua sebagai penabung mengalami musibah, maka pihak bank dengan dukungan perusahaan asuransi akan “menabungkan” sejumlah uang tertentu tadi sampai batas waktu yang direncanakan.

Ada bentuk lain kerjasama yang dilakukan, misalnya setiap membuka tabungan baru atau deposito, maka para nasabah akan mendapatkan perlindungan asuransi dengan uang pertanggungan tertentu. Biasanya fasilitas ini dapat dinikmati secara gratis atau dengan premi yang minimal.

Kartu kredit
Istilah pada perusahaan asuransi, penjualan melalui kartu kredit ini disebut sebagai direct mailing. Artinya perusahaan asuransi menyebarkan brosur atau leaflet tentang produk yang dijualnya. Formulir pendaftaran pada umumnya disatukan dengan brosur tersebut. Sedangkan pembayaran premi akan langsung dibebankan ke kartu kredit kita.

Produk yang dijual melalui kredit kita ini biasanya produk yang sederhana dan tidak njlimet seperti yang dijual oleh para agen asuransi. Demikian pula proses seleksi atau proses underwritingnya jauh lebih sederhana.

Ada jenis produk asuransi lain yang dijual oleh kartu kredit yaitu berupa perlindungan akan terjaminnya pembayaran tagihan kartu kredit, jika kita terkena musibah. Premi yang dikenakan akan ditentukan berdasarkan besar tagihan kartu kredit kita. Biasanya premi asuransi dibayar bulanan sesuai dengan informasi tagihan kartu kredit yang secara reguler dikirimkan ke alamat kita.

Kantor Pos
Saat ini kantor pos memiliki inovasi yang cukup baik untuk menjadi saluran distribusi bagi beberapa produk yang salah satunya adalah asuransi. Karena jaringan kantor pos yang tersebar di seluruh Indonesia dan sampai pelosok-pelosok, maka kantor pos “diincar” untuk diajak kerjasama oleh beberapa perusahaan asuransi.

Sama halnya dengan penjualan melalui kartu kredit, produk yang dijual melalui kantor pos adalah produk asuransi yang sederhana.

Wajib di beberapa pengurusan surat-surat
Ada beberapa pengurusan surat-surat yang mengharuskan kita untuk membeli asuransi. Diantaranya pengurusan SIM. Pada saat pengurusan SIM baru atau perpanjangan SIM lama, maka diberi kesempatan untuk membayar premi asuransi kecelakaan yang diwajibkan.

Jadi ada beberapa saluran distribusi penjualan produk asuransi. Beberapa saluran distribusi selain agen asuransi, mendistribusikan produk asuransi yang sederhana.

Di bawah ini adalah perbedaan beberapa saluran distribusi penjualan produk asuransi.

Jenis Produk :
- Agen : Lengkap
- Bank : Sederhana sampai cukup lengkap
- Kartu kredit : Sederhana
- Kantor Pos : Sederhana

Informasi Produk :
- Agen : Proposal, Brosur, Iklan di media massa
- Bank : Proposal di counter khusus, brosur
- Kartu kredit : Brosur
- Kantor Pos : Brosur

Pembayaran Premi :
- Agen : Premi pertama melalui agen, selanjutnya melalui transfer / kartu kredit / debet rekening / ATM
- Bank : Pendebetan rekening
- Kartu kredit : ditagihkan melalui kartu kredit
- Kantor pos : setor ke kantor pos

Selamat memilih.

Thursday, January 17, 2008

Menabung perlu komitmen

Tanya :
Sebagai pegawai negeri, saya memiliki penghasilan yang hanya cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari. Tetapi kebutuhan biaya untuk pendidikan anak-anak yang membuat saya harus berpikir ulang tentang besarnya dana yang harus ditabung dan kapan saya mulai menabung. Apakah ada saran untuk ini?
Agus Tri, Sidoarjo

Jawab :
Selamat kepada anda yang telah sadar akan pentingnya arti menabung. Hanya anda perlu melihat beberapa hal berikut ini.

Yang pertama, tulislah tujuan anda dalam menabung. Ini sangat penting karena dengan mengetahui tujuan, maka ada gambaran yang konkrit tentang penggunaan tabungan tadi dan kapan waktu penggunaannya. Misalnya kita akan membayar uang pangkal saat kita mendaftarkan anak kita ke sekolah dasar 5 tahun lagi.

Yang kedua, pastikan kita punya komitmen dalam menabung. Dengan adanya komitmen, maka kita akan dengan sukarela mengurangi pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu. Dan dengan mulai menabung sekarang juga, maka kita mendapatkan hasil yang jauh lebih besar. Misalnya kita punya komitmen untuk menabung Rp. 100.000 per bulan. Dengan menundanya selama 6 bulan, maka kita harus menambah 8 bulan masa menabung agar mencapai hasil yang sama.

Yang ketiga, tentukan berapa besar dana yang sebenarnya bisa ditabung. Untuk itu kita harus melakukan pencatatan sedetil mungkin pada bulan bersangkutan, dan kemudian coret pengeluaran yang tidak perlu. Dan bulan berikutnya kita sudah tahu berapa besar sebenarnya dana yang bisa ditabung.

Yang keempat, menabunglah setelah penghasilan diterima. Artinya menabunglah pada awal bulan, jangan di akhir bulan. Jika kita menabung di akhir bulan, maka tidak banyak dana yang bisa ditabung, karena sebagian besar sudah habis untuk keperluan hidup sehari-hari.

Yang kelima, pastikan minimal penghasilan yang ditabung sebesar 10%. Jika anda berpenghasilan Rp. 1 juta per bulan, pastikan bahwa Rp. 100 ribu adalah minimal yang harus anda tabung. Ini adalah jumlah minimal, disarankan untuk menabung lebih dari jumlah minimal ini.

Yang keenam, carilah tempat menabung atau tempat berinvestasi yang sesuai dengan karakter anda. Ada orang yang senang menabung atau berinvestasi di deposito, atau ada yang senang di reksadana atau saham. Atau bahkan ada yang berinvestasi di sektor properti, apakah itu rumah, ruko atau tanah.

Dengan menabung dalam jumlah kecil saat ini, maka anda sedang membangun asset yang besar di masa depan.

Selamat menabung.

Tuesday, January 15, 2008

Berinvestasi di reksadana

Tanya :
Pada edisi sebelumnya, rubrik ini menyinggung tentang reksadana. Saya ingin tahu lebih banyak tentang reksadana ini dan bagaimana cara berinvestasi di sana?
Wawan, Surabaya

Jawab :
Terima kasih, anda telah mengikuti rubrik ini. Diharapkan anda dapat mengambil manfaat dan sekaligus membuka wawasan anda.

Kembali ke pertanyaan anda, reksadana terbentuk karena adanya sekumpulan investor yang mengumpulkan dananya untuk membeli beberapa macam instrumen investasi. Misalnya obligasi, saham, pasar uang dan lain sebagainya.

Dengan berkumpulnya investor ini, maka dapat dibeli obligasi yang mensyaratkan pembelian senilai Rp. 500 juta s.d. Rp. 1 Milyar. Atau jika ditempatkan pada instrumen pasar uang akan didapatkan pendapatan bunga yang lebih tinggi daripada jika kita membeli sendiri-sendiri.

Reksadana ini dikelola oleh manager investasi, misalnya Schroders Investment Managemet Indonesia, Manulife Aset Manajemen Indonesia, atau Mandiri Sekuritas. Manager investasi ini bertugas mengelola dana yang terkumpul dan mengoptimalkan pendapatan investasi yang ada.

Reksadana dapat dibeli lewat bank distributornya, misalnya Mandiri Sekurities menjual produk reksadananya melalui Bank Mandiri, atau Schroders yang mendistribusikan produknya melalui Citibank, HSBC atau Standard Chartered Bank.

Biasanya ada batas minimal investasi yang dipersyaratkan. Beberapa reksadana mensyaratkan minimal Rp. 500 ribu atau bahkan ada yang lebih kecil dari jumlah tersebut.

Ada 3 jenis reksadana berdasarkan komposisi instrumen investasinya. Ada reksadana pasar uang yang sebagian besar investasinya pada instrumen pasar uang. Kemudian reksadana pendapatan tetap, yang penempatannya pada instrumen pendapatan tetap, misalnya obligasi. Juga reksadana saham, yang sebagian besar penempatan dananya pada saham yang dijual di bursa saham.
Reksadana saham mempunyai potensi tingkat risiko yang paling tinggi, demikian pula potensi pendapatan investasinya adalah yang paling tinggi. Sedangkan reksadana pasar uang kebalikan dari reksadana saham.

Sebelum membeli produk reksadana, sebaiknya anda membaca prospektus dari produk tersebut. Pada prospektus dijelaskan apa jenis reksadananya, siapa manajer investasinya, bank mana yang menjadi bank kustodiannya, dan juga fee yang harus anda bayar. Biasanya ada biaya pembelian (entry fee), biaya penjualan kembali (redemption fee) atau biaya pemindahan ke reksadana lain (switching fee).

Selamat berinvestasi di reksadana.

Catatan : Beberapa produk reksadana dan institusi disebutkan di sini untuk memperjelas pemahaman dan bukan merupakan promosi.

Sunday, January 6, 2008

Hidup di Panti Werdha

Tanya :
Saya sedang memikirkan untuk hidup layak di usia tua bersama istri saya. Saya tidak ingin membebani anak-anak dengan hidup bersama mereka. Tampaknya menyenangkan untuk hidup bersama anak-anak, tetapi sepertinya itu hanya untuk waktu yang terbatas. Saya ingin mempersiapkan diri mulai sekarang untuk kehidupan di usia tua nanti. Apa yang harus saya lakukan saat ini?
Sasmito, Tuban

Jawab:
Ada banyak pilihan yang bisa kita ambil untuk tujuan Anda tersebut. Salah satu pilihan yang cukup masuk akal adalah tinggal di panti werdha (jompo). Selama ini memang kebanyakan orang berpikir bahwa panti werdha adalah tempat “pembuangan” orang-orang tua yang tidak punya siapa-siapa lagi. Tetapi sekarang sudah ada sejumlah panti werdha yang dikelola secara profesional, dan ke depan pasti tempat seperti ini akan semakin banyak.

Ada sejumlah panti werdha yang mewawancarai setiap calon penghuni untuk memastikan bahwa calon penghuni memang datang dengan kemauannya sendiri, bukan karena “dibuang” atau dipaksa oleh keluarganya. Kondisi di dalam panti werdha itu sendiri serba bersih, pelayanan baik, pelayanan kesehatan dan agama tersedia secara teratur, sarana rekreasi dan olahraga terjamin, pendek kata mirip sebuah hotel.

Hanya saja, untuk tinggal di tempat seperti ini, diperlukan biaya yang tidak kecil. Ada panti werdha yang mengenakan biaya Rp. 1,5 juta per kepala per kamar per bulan. Kalau satu kamar diisi oleh dua orang, suami istri misalnya, biaya yang dikenakan Rp. 2.250.000. Ada juga yang mengenakan biaya Rp. 3 juta per kepala per kamar atau Rp. 4,5 juta kalau kamar itu diisi oleh dua orang.

Tetapi harga “mahal” itu akan jadi ringan sejauh kita merencanakan semuanya dengan benar mulai dari sekarang. Dengan demikian Anda akan bisa menjalani masa tua dengan biaya sendiri, tanpa membebani anak-anak Anda atau masyarakat. Bukankah ini cara hidup yang membanggakan? Di lain pihak, hidup bersama sesama orang sebaya akan lebih menggembirakan.

Persoalan yang kemudian muncul adalah bagaimana menghitung kebutuhan kita di masa mendatang tersebut, dan bagaimana mempersiapkannya? Katakan saja usia Anda saat ini 35 tahun, dan berminat untuk pensiun pada usia 55 tahun, dan memutuskan untuk tinggal di panti werdha. Sebut saja biaya hidup di panti werdha saat ini adalah Rp. 3 juta per bulan. Dengan asumsi kenaikan biaya bulanan sebesar 5% per tahun, maka biaya per bulan pada saat Anda masuk panti werda nanti (20 tahun mendatang) adalah Rp. 8 juta per bulan. Maka, pada saat Anda berusia 55 tahun dan siap pensiun, maka di tangan Anda harus tersedia dana sekitar Rp. 1,1 Milyar.

Mungkin Anda terkejut melihat besarnya angka ini, tetapi bukan mustahil Anda akan mendapatkannya kalau Anda mempersiapkan dengan baik semuanya. Nah sekarang kami buatkan hitungannya untuk Anda. Kalau Anda mau membayar seluruh kebutuhan selama 20 tahun itu saat ini, maka Anda harus menyiapkan dana sebesar Rp. 118 juta, dengan asumsi bahwa bunga bank adalah 12% per tahun. Kalau Anda bermaksud mencicil kebutuhan itu secara bulanan secara flat, maka Anda harus mencicil sebesar Rp. 1,3 juta per bulan mulai sekarang sampai usia 55 tahun. Dan kalau misalnya Anda ingin cicilan Anda naik sebesar 10% per tahun, maka cicilan bulanan tahun pertama Anda adalah Rp. 615.000 per bulan. Cukup terjangkau bukan?

Nah, selamat mempersiapkan diri.

Tuesday, January 1, 2008

Memisahkan Uang Pribadi dan Perusahaan

Tanya :
Saya seorang dokter, demikian pula istri saya. Kami mempunyai sebuah tempat praktek bersama, lengkap dengan apotiknya. Saat ini kami sedang bingung bagaimana menangani keuangan pribadi kami dan keuangan tempat praktek bersama.
dr. M. Ichsan, Surabaya

Jawab :
Wah, anda tampaknya berprofesi ganda, yaitu sebagai dokter dan sebagai pengusaha tempat praktek.

Anggaplah saat ini anda mempunyai dua institusi, yang pertama sebuah institusi yang bernama keluarga, dan yang kedua adalah badan usaha yang anda berdua dirikan, yaitu tempat praktek bersama.

Karena dua institusi tersebut berbeda, maka anda harus memisahkan keuangan kedua institusi tersebut. Untuk tempat praktek bersama, pastikan keuangannya ditangani dengan baik dan oleh orang yang ahli di bidangnya. Buatlah laporan keuangan yang berisi arus keluar masuk dana harian yang kemudian direkap dalam neraca bulanan. Dengan pencatatan harian dan laporan bulanan seperti itu, anda akan mendapatkan informasi yang lengkap, mulai dari perkembangan aset usaha, total pendapatan, total pengeluaran, sampai laba kotor maupun laba bersih badan usaha anda. Berdasarkan catatan dan laporan itu, anda akan mengetahui berapa persisnya tingkat keuntungan atau kerugian investasi atau usaha anda. Di samping itu, berdasarkan laporan tersebut, anda juga bisa membuat analisa dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan, misalnya bagaimana meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengeluaran.

Yang kedua, anda semestinya juga membuat catatan keuangan untuk keluarga anda, yang pada dasarnya juga berisi catatan pemasukan dan pengeluaran. Misalnya saja, yang anda masukkan sebagai pemasukan adalah pendapatan anda berdua dari tempat praktek. Sebaiknya anda tidak mengambil semua dana dari tempat praktek sebagai penghasilan yang dibawa pulang. Lebih baik kalau anda menerapkan sistem gaji untuk diri sendiri dan istri dari tempat praktek. Di tempat praktek, gaji anda ini akan dimasukkan dalam pos pengeluaran (gaji). Kalau seluruh pendapatan anda di tempat praktek anda bawa pulang dan masuk pos rumah tangga, maka akan terlihat bahwa unit usaha praktek anda tidak menguntungkan.

Pada prinsipnya, anda mesti membuat pembedaan yang tegas antara pemasukan unit usaha dan pemasukan pribadi dan keluarga. Di lain pihak, pengeluaran unit usaha dan pengeluaran rumah tangga juga harus dipisahkan dengan tegas. Misalnya, jika tempat praktek bersama tersebut memakai salah satu bagian dari rumah anda, maka tagihan listrik, air, kebersihan maupun keamanan harus anda pisahkan, sehingga beban tempat praktek tidak memberatkan keuangan rumah tangga, demikian pula sebaliknya. Bahkan mestinya anda (sebagai pemilik rumah) mengenakan biaya sewa, termasuk service charge misalnya, terhadap unit usaha praktek anda. Ini berarti pendapatan bagi keuangan rumah tangga anda, tetapi pengeluaran bagi usaha praktek anda.

Jika kita tertib mencatat semua pengeluaran dan pemasukan untuk masing-masing institusi yang kita miliki, maka kita dapat menghitung perkembangan asset maupun arus kas untuk masing-masing.

Selamat mencatat dan sukses.