Tuesday, January 1, 2008

Memisahkan Uang Pribadi dan Perusahaan

Tanya :
Saya seorang dokter, demikian pula istri saya. Kami mempunyai sebuah tempat praktek bersama, lengkap dengan apotiknya. Saat ini kami sedang bingung bagaimana menangani keuangan pribadi kami dan keuangan tempat praktek bersama.
dr. M. Ichsan, Surabaya

Jawab :
Wah, anda tampaknya berprofesi ganda, yaitu sebagai dokter dan sebagai pengusaha tempat praktek.

Anggaplah saat ini anda mempunyai dua institusi, yang pertama sebuah institusi yang bernama keluarga, dan yang kedua adalah badan usaha yang anda berdua dirikan, yaitu tempat praktek bersama.

Karena dua institusi tersebut berbeda, maka anda harus memisahkan keuangan kedua institusi tersebut. Untuk tempat praktek bersama, pastikan keuangannya ditangani dengan baik dan oleh orang yang ahli di bidangnya. Buatlah laporan keuangan yang berisi arus keluar masuk dana harian yang kemudian direkap dalam neraca bulanan. Dengan pencatatan harian dan laporan bulanan seperti itu, anda akan mendapatkan informasi yang lengkap, mulai dari perkembangan aset usaha, total pendapatan, total pengeluaran, sampai laba kotor maupun laba bersih badan usaha anda. Berdasarkan catatan dan laporan itu, anda akan mengetahui berapa persisnya tingkat keuntungan atau kerugian investasi atau usaha anda. Di samping itu, berdasarkan laporan tersebut, anda juga bisa membuat analisa dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan, misalnya bagaimana meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengeluaran.

Yang kedua, anda semestinya juga membuat catatan keuangan untuk keluarga anda, yang pada dasarnya juga berisi catatan pemasukan dan pengeluaran. Misalnya saja, yang anda masukkan sebagai pemasukan adalah pendapatan anda berdua dari tempat praktek. Sebaiknya anda tidak mengambil semua dana dari tempat praktek sebagai penghasilan yang dibawa pulang. Lebih baik kalau anda menerapkan sistem gaji untuk diri sendiri dan istri dari tempat praktek. Di tempat praktek, gaji anda ini akan dimasukkan dalam pos pengeluaran (gaji). Kalau seluruh pendapatan anda di tempat praktek anda bawa pulang dan masuk pos rumah tangga, maka akan terlihat bahwa unit usaha praktek anda tidak menguntungkan.

Pada prinsipnya, anda mesti membuat pembedaan yang tegas antara pemasukan unit usaha dan pemasukan pribadi dan keluarga. Di lain pihak, pengeluaran unit usaha dan pengeluaran rumah tangga juga harus dipisahkan dengan tegas. Misalnya, jika tempat praktek bersama tersebut memakai salah satu bagian dari rumah anda, maka tagihan listrik, air, kebersihan maupun keamanan harus anda pisahkan, sehingga beban tempat praktek tidak memberatkan keuangan rumah tangga, demikian pula sebaliknya. Bahkan mestinya anda (sebagai pemilik rumah) mengenakan biaya sewa, termasuk service charge misalnya, terhadap unit usaha praktek anda. Ini berarti pendapatan bagi keuangan rumah tangga anda, tetapi pengeluaran bagi usaha praktek anda.

Jika kita tertib mencatat semua pengeluaran dan pemasukan untuk masing-masing institusi yang kita miliki, maka kita dapat menghitung perkembangan asset maupun arus kas untuk masing-masing.

Selamat mencatat dan sukses.

1 comment:

arimuko said...

contoh kasusnya cocok untuk keadaan saya, dokter (maksudnya aku) memang "payah" soal ngurusi keuangan, uang dikantong hasil praktek dikira sisa hasil usaha (SHU)yang bisa digunakan semaunya, tapi lupa kembalikan investasi...
Tks banyak pak Joannes