Tanya :
Pengasuh rubrik yang terhormat, saat ini saya sedang mempersiapkan rencana pernikahan yang akan diselenggarakan 6 bulan mendatang. Saya belum mempunyai gambaran tentang kehidupan saya setelah menikah nanti, terutama yang berkaitan dengan keuangan. Selama ini saya mencukupi kebutuhan saya sendiri dari gaji yang saya peroleh setiap bulannya. Sedangkan setelah menikah, saya tidak tahu bagaimana mengaturnya. Mohon saran untuk ini.
Sebagai tambahan informasi, calon istri saya juga bekerja sebagai karyawan di salah satu bank di Surabaya.
Cahyo H, Sidoarjo
Jawab :
Pak Cahyo, selamat kepada anda yang sudah berani berkomitmen untuk melangkah dalam suatu kehidupan berumah tangga. Memang kehidupan rumah tangga akan mengubah beberapa hal dan aspek kehidupan kita, termasuk di dalamnya aspek keuangan.
Yang pertama kita harus lakukan adalah bersama-sama untuk terbuka dalam hal pendapatan yang masing-masing terima dan pengeluaran yang masing-masing lakukan. Kita perlu mendiskusikan masalah ini bersama-sama untuk mengetahui, juga dalam rangka untuk berusaha menyamakan pola pemasukan dan pengeluaran masing-masing. Mungkin pola masing-masing tidak akan persis sama, tetapi masing-masing berusaha “mendekat” ke pola yang baru yang bisa diterima masing- masing.
Setelah menikah, ada tambahan pos pengeluaran misalnya biaya kontrak rumah, biaya pengelolaan sampah, dan biaya rumah tangga lainnya. Ada juga pengurangan, misalnya anda lebih sering di rumah sehingga biaya nonton bioskop menjadi berkurang atau tidak ada sama sekali. Pendapatan kita juga berubah, karena pajak yang setiap bulan dipotong langsung dari pendapatan kita akan berubah sesuai dengan status pernikahan kita.
Kemudian, siapa yang akan memegang kendali keuangan. Apakah sang suami ataukah istri. Ini penting karena dengan pengelolaan pada satu orang, maka pendapatan dan pengeluaran akan lebih terkontrol. Biasanya istri dipercaya untuk memegang kendali ini. Tetapi itu sangat tergantung kesepakatan anda berdua. Beberapa pasangan membagi pengendalian ini dengan berbagai cara, misalnya untuk pengeluaran harian si stri yang melakukannya, sedangkan untuk pengeluaran di luar harian dilakukan oleh suami. Pengeluaran ini misalnya untuk pembayaran lisrik, telpon, cicilan rumah, atau pembayaran pajak bumi dan bangunan yang setahun sekali.
Apakah anda terbiasa menabung saat ini? Jika belum, biasakanlah menabung mulai sekarang. Kehidupan setelah menikah akan memerlukan biaya besar pada waktu-waktu tertentu, misalnya saat anak telah lahir, anak masuk sekolah, juga saat kita merencanakan liburan ke luar kota atau luar negeri. Ada beberapa perencana keuangan menyarankan untuk menabung setelah kita menerima pendapatan, bukan setelah selesai melakukan pengeluaran. Beberapa pengalaman membuktikan bahwa menabung pada akhir bulan sama artinya dengan tidak menabung. Karena kita cenderung untuk menghabiskan sisa pendapatan kita.
Selamat mempersiapkan diri.
Pengasuh rubrik yang terhormat, saat ini saya sedang mempersiapkan rencana pernikahan yang akan diselenggarakan 6 bulan mendatang. Saya belum mempunyai gambaran tentang kehidupan saya setelah menikah nanti, terutama yang berkaitan dengan keuangan. Selama ini saya mencukupi kebutuhan saya sendiri dari gaji yang saya peroleh setiap bulannya. Sedangkan setelah menikah, saya tidak tahu bagaimana mengaturnya. Mohon saran untuk ini.
Sebagai tambahan informasi, calon istri saya juga bekerja sebagai karyawan di salah satu bank di Surabaya.
Cahyo H, Sidoarjo
Jawab :
Pak Cahyo, selamat kepada anda yang sudah berani berkomitmen untuk melangkah dalam suatu kehidupan berumah tangga. Memang kehidupan rumah tangga akan mengubah beberapa hal dan aspek kehidupan kita, termasuk di dalamnya aspek keuangan.
Yang pertama kita harus lakukan adalah bersama-sama untuk terbuka dalam hal pendapatan yang masing-masing terima dan pengeluaran yang masing-masing lakukan. Kita perlu mendiskusikan masalah ini bersama-sama untuk mengetahui, juga dalam rangka untuk berusaha menyamakan pola pemasukan dan pengeluaran masing-masing. Mungkin pola masing-masing tidak akan persis sama, tetapi masing-masing berusaha “mendekat” ke pola yang baru yang bisa diterima masing- masing.
Setelah menikah, ada tambahan pos pengeluaran misalnya biaya kontrak rumah, biaya pengelolaan sampah, dan biaya rumah tangga lainnya. Ada juga pengurangan, misalnya anda lebih sering di rumah sehingga biaya nonton bioskop menjadi berkurang atau tidak ada sama sekali. Pendapatan kita juga berubah, karena pajak yang setiap bulan dipotong langsung dari pendapatan kita akan berubah sesuai dengan status pernikahan kita.
Kemudian, siapa yang akan memegang kendali keuangan. Apakah sang suami ataukah istri. Ini penting karena dengan pengelolaan pada satu orang, maka pendapatan dan pengeluaran akan lebih terkontrol. Biasanya istri dipercaya untuk memegang kendali ini. Tetapi itu sangat tergantung kesepakatan anda berdua. Beberapa pasangan membagi pengendalian ini dengan berbagai cara, misalnya untuk pengeluaran harian si stri yang melakukannya, sedangkan untuk pengeluaran di luar harian dilakukan oleh suami. Pengeluaran ini misalnya untuk pembayaran lisrik, telpon, cicilan rumah, atau pembayaran pajak bumi dan bangunan yang setahun sekali.
Apakah anda terbiasa menabung saat ini? Jika belum, biasakanlah menabung mulai sekarang. Kehidupan setelah menikah akan memerlukan biaya besar pada waktu-waktu tertentu, misalnya saat anak telah lahir, anak masuk sekolah, juga saat kita merencanakan liburan ke luar kota atau luar negeri. Ada beberapa perencana keuangan menyarankan untuk menabung setelah kita menerima pendapatan, bukan setelah selesai melakukan pengeluaran. Beberapa pengalaman membuktikan bahwa menabung pada akhir bulan sama artinya dengan tidak menabung. Karena kita cenderung untuk menghabiskan sisa pendapatan kita.
Selamat mempersiapkan diri.
No comments:
Post a Comment