Seperti kita ketahui, asuransi jiwa di Indonesia dibagi ke dalam dua jenis, yaitu : asuransi jiwa tradisional dan asuransi jiwa modern. Asuransi jiwa modern lebih dikenal dengan sebutan unit link, dimana pergerakan nilai unitnya dapat kita lihat setiap hari di harian bisnis. Asuransi unit link memiliki karakteristik dimana porsi asuransi, investasi dan biaya dikenakan dapat diketahui dengan jelas. Lalu bagaimana dengan asuransi jiwa tradisional?
Asuransi jiwa tradisional dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu asuransi jiwa berjangka (term life), asuransi dwiguna (endowment) dan asuransi seumur hidup (whole life). Masing-masing jenis produk ini memiliki karakteristik dan manfaat yang berbeda.
Asuransi jiwa berjangka adalah jenis asuransi yang memberikan manfaat kepada ahli waris tertanggung berupa sejumlah uang tertentu, saat tertanggung meninggal dunia. Jenis asuransi ini memiliki unsur proteksi dan premi yang dikenakan cukup murah. Masyarakat yang hanya membutuhkan proteksi saja, maka asuransi jiwa berjangka ini dapat dibeli dengan harga yang sangat terjangkau.
Asuransi dwiguna, dari namanya saja kita dapat menebak bahwa ada dua kegunaan atau manfaat yang diberikan. Yang pertama, manfaat saat tertanggung tetap hidup dalam jangka waktu tertentu seperti yang tertera pada polisnya. Misal pada polis tercantum saat tertanggung hidup 20 tahun lagi, maka akan dibayarkan sejumlah uang tertentu. Yang kedua, manfaat saat tertanggung meninggal dunia dalam masa kontrak.
Dalam perkembangannya, asuransi dwiguna banyak dimodifikasi dengan manfaat tambahan lainnya. Misalnya ada tambahan manfaat saat kontrak mencapai tahun-tahun tertentu, dimana manfaat tersebut tidak tergantung pada hidup atau meninggalnya tertanggung. Modifikasi seperti ini, umumnya dikemas sebagai asuransi pendidikan atau asuransi yang manfaatnya diperuntukkan bagi pendidikan anak.
Asuransi seumur hidup adalah asuransi yang memiliki masa kontrak yang sangat panjang atau seumur hidup. Jadi kapanpun tertanggung meninggal dunia, manfaat akan dibayarkan kepada ahli warisnya. Karena jangka waktu kontraknya cukup panjang, sehingga ada isu tentang nilai pertanggungan yang semakin mengecil setiap tahunnya dibandingkan nilai ekonomi uangnya, beberapa perusahaan asuransi jiwa menambahkan manfaat pertanggungan tambahan. Artinya uang pertanggungan akan bertambah setiap tahunnya, sesuai dengan uang pertanggungan yang diambil.
Dari ketiga jenis asuransi ini, asuransi jiwa berjangka memiliki premi yang relatif murah. Karena manfaat yang dipertanggungkan hanya berunsur risiko saja, juga karena masa pertanggungan yang tertentu saja, misalnya 5 tahun, 10 tahun atau 15 tahun. Sedangkan asuransi dwiguna memiliki premi yang relatif tinggi dibandingkan kedua produk lainnya.
Lalu apa kelebihan produk asuransi jenis ini? Mungkin tulisan di bawah ini dapat dipakai sebagai acuan kita membeli produk ini.
Premi Murah. Ini bisa dilihat dari produk asuransi jiwa berjangka, dimana unsur dari produk hanya risiko saja. Sehingga premi yang dikenakan relatif rendah. Produk sesuai bagi mereka yang memerlukan pertanggungan yang besar tetapi memiliki dana yang terbatas dalam membayar preminya. Sebagian dananya mungkin dialokasikan untuk diinvestasikan di tempat lain yang lebih menarik dan menghasilkan imbal balik yang relatif besar.
Menabung dipaksa. Untuk produk asuransi dwiguna dan asuransi seumur hidup pada umumnya memiliki tabel nilai tunai. Artinya jika kita tidak melanjutkan kontrak asuransi jiwa sampai akhir, maka yang dikembalikan kepada pemegang polis adalah nilai tunai pada tahun bersangkutan. Juga terdapat mekanisme “penalti” saat kita terlambat membayar premi. Misalnya kita lupa membayar premi yang sudah jatuh tempo 3 bulan sebelumnya, maka untuk mengaktifkan lagi polis yang kita miliki, premi yang jatuh tempo harus dilunasi beserta bunganya. Mekanisme ini membuat kita secara tertib menyisihkan dana untuk keperluan asurani kita dan pembayaran premi harus dilakukan tepat waktu.
Pertanggungan yang menaik. Beberapa perusahaan asuransi jiwa menambahkan produk-produknya dengan manfaat pertanggungan tambahan. Pada umumnya setelah polis berusia 3 tahun atau lebih ada tambahan uang pertanggungan setiap tahunnya. Hal ini dibuat untuk mengurangi dampak inflasi terhadap uang pertanggungan yang sudah kita tentukan di awal. Misalnya saat ini kita menentukan besar uang pertanggungan sebesar Rp. 100 juta. Apakah nilai uang pertanggungan sebesar Rp. 100 juta “cukup layak” untuk meng”cover” nilai ekonomi kita 20 tahun kemudian? Untuk itulah mekanisme pertanggungan yang menaik ini diperlukan.
Mudah-mudahan beberapa hal di atas dapat anda pertimbangkan dalam memilih produk asuransi yang anda perlukan.
Selamat memilih.
No comments:
Post a Comment