Membicarakan persoalan pensiun, seperti membayangkan persoalan yang jauh di awang-awang. Karena apa? Banyak orang beralasaan bahwa persoalan pensiun adalah persoalan yang masih jauh, mungkin masih 25 atau 30 tahun lagi, ada yang menyatakan bahwa mereka sudah dicover oleh perusahaan tempat bekerja dan mereka merasa cukup dengan uang pensiun yang akan mereka terima, ada pula yang menyatakan bahwa mereka dapat menumpang di rumah anak-anaknya yang sudah mandiri.
Lama Bekerja vs Masa “Menghabiskan” Pendapatan
Seperti kita tahu masyarakat kita pada umumnya akan pensiun pada usia 55 tahun dan kebanyakan mereka mulai bekerja pada usia 25 tahun. Jadi mereka akan bekerja selama 30 tahun. Lalu berapa lama pendapatan tersebut akan dipakai? Katakan mereka akan mencapai usia 70 tahun, jadi mereka menikmati masa pensiun selama 15 tahun. Maka pendapatan selama 30 tahun akan dipakai atau akan dihabiskan selama 45 tahun (30 tahun selama masa bekerja dan 15 tahun menikmati masa pensiun). Jadi 1/3 dari pendapatan selama kita aktif bekerja akan dipakai untuk mencover biaya kehidupan selama masa pensiun.
Sebagai contoh, seseorang yang berpendapatan sekitar 3 juta per bulan, maka 1 jutanya akan dipakai untuk membiayai kehidupan selama masa pensiun. Cukup besar bukan?
Lalu apa yang harus kita lakukan, jika kita tidak menyisihkan dana untuk kehidupan pensiun kita? Sebuah pertanyaan yang patut direnungkan.
Bergantung pada Anak?
Seperti pada awal tulisan tadi, ada beberapa orang yang berpikir untuk menggantungkan hidup pada anaknya yang sudah mandiri selama masa pensiunnya. Saya mencoba untuk membayangkan sebuah tunas yang baru tumbuh dan menjadi pohon yang baru menancap akarnya, tetapi kemudian sebuah pohon tua mencoba bergantung padanya. Apa yang terjadi? Beberapa pohon tadi menjadi mati karena akarnya tercabut dari tanah, dan sebagian lainnya pertumbuhannya melambat alias menjadi kerdil, tidak sebesar seperti normalnya.
Jadi seorang anak yang baru hidup secara mandiri, akan berusaha untuk berkembang secara cepat untuk menjadi mapan. Jika saat masa “pertumbuhannya” kita bebani dengan biaya kehidupan kita, maka secara finansial anak ini akan terhambat perkembangannya.
Kehidupan selanjutnya adalah kehidupan yang semakin individual, jadi anak-anak kita akan hidup dengan pendekatan individual tadi. Jadi bersiap-siaplah untuk menikmatinya berdua dengan pasangan kita. Bergantung pada anak saat masa pensiun, tampaknya akan menyulitkan kedua belah pihak.
Pengeluaran saat pensiun lebih kecil dibandingkan saat aktif bekerja?
Beberapa metode yang dipakai untuk menghitung besar dana yang dibutuhkan selama masa pensiun, menyatakan bahwa pengeluaran saat pensiun lebih kecil daripada saat kita aktif bekerja. Buat sebagian orang, hal itu benar. Tetapi sebagian lainnya, tidak. Mengapa?
Beberapa orang yang telah pensiun yang telah ditemui menyatakan bahwa saat ini mereka lebih sering melakukan perjalanan keluar negeri atau lebih sering bermain golf, karena saat ini mereka punya waktu yang lebih banyak untuk mengisi hari-harinya dengan hal tersebut. Atau ada yang menghabiskan masa pensiunnya untuk pergi ke dokter dan rumah sakit, karena saat memasuki mada pensiun mulai banyak penyakit yang “beranjangsana” ke tubuh kita.
Jadi pengeluaran saat pensiun belum tentu lebih kecil saat kita aktif bekerja.
Pensiun lebih muda?
Saat ini banyak orang terobsesi untuk pensiun lebih muda, mengapa demikian? Karena saat masih muda, kesehatan kita sedang bagus-bagusnya, waktu masih cukup banyak, sedangkan uang masih belum banyak dipunyai. Saat usia sudah matang, tubuh masih cukup fit, uang juga sudah cukup banyak terkumpul, tetapi waktu sudah tidak ada lagi. Saat usia pensiun, waktu cukup banyak, uang juga sudah terkumpul, tetapi kesehatan sudah jauh menurun, alias sering sakit-sakitan.
Lama Bekerja vs Masa “Menghabiskan” Pendapatan
Seperti kita tahu masyarakat kita pada umumnya akan pensiun pada usia 55 tahun dan kebanyakan mereka mulai bekerja pada usia 25 tahun. Jadi mereka akan bekerja selama 30 tahun. Lalu berapa lama pendapatan tersebut akan dipakai? Katakan mereka akan mencapai usia 70 tahun, jadi mereka menikmati masa pensiun selama 15 tahun. Maka pendapatan selama 30 tahun akan dipakai atau akan dihabiskan selama 45 tahun (30 tahun selama masa bekerja dan 15 tahun menikmati masa pensiun). Jadi 1/3 dari pendapatan selama kita aktif bekerja akan dipakai untuk mencover biaya kehidupan selama masa pensiun.
Sebagai contoh, seseorang yang berpendapatan sekitar 3 juta per bulan, maka 1 jutanya akan dipakai untuk membiayai kehidupan selama masa pensiun. Cukup besar bukan?
Lalu apa yang harus kita lakukan, jika kita tidak menyisihkan dana untuk kehidupan pensiun kita? Sebuah pertanyaan yang patut direnungkan.
Bergantung pada Anak?
Seperti pada awal tulisan tadi, ada beberapa orang yang berpikir untuk menggantungkan hidup pada anaknya yang sudah mandiri selama masa pensiunnya. Saya mencoba untuk membayangkan sebuah tunas yang baru tumbuh dan menjadi pohon yang baru menancap akarnya, tetapi kemudian sebuah pohon tua mencoba bergantung padanya. Apa yang terjadi? Beberapa pohon tadi menjadi mati karena akarnya tercabut dari tanah, dan sebagian lainnya pertumbuhannya melambat alias menjadi kerdil, tidak sebesar seperti normalnya.
Jadi seorang anak yang baru hidup secara mandiri, akan berusaha untuk berkembang secara cepat untuk menjadi mapan. Jika saat masa “pertumbuhannya” kita bebani dengan biaya kehidupan kita, maka secara finansial anak ini akan terhambat perkembangannya.
Kehidupan selanjutnya adalah kehidupan yang semakin individual, jadi anak-anak kita akan hidup dengan pendekatan individual tadi. Jadi bersiap-siaplah untuk menikmatinya berdua dengan pasangan kita. Bergantung pada anak saat masa pensiun, tampaknya akan menyulitkan kedua belah pihak.
Pengeluaran saat pensiun lebih kecil dibandingkan saat aktif bekerja?
Beberapa metode yang dipakai untuk menghitung besar dana yang dibutuhkan selama masa pensiun, menyatakan bahwa pengeluaran saat pensiun lebih kecil daripada saat kita aktif bekerja. Buat sebagian orang, hal itu benar. Tetapi sebagian lainnya, tidak. Mengapa?
Beberapa orang yang telah pensiun yang telah ditemui menyatakan bahwa saat ini mereka lebih sering melakukan perjalanan keluar negeri atau lebih sering bermain golf, karena saat ini mereka punya waktu yang lebih banyak untuk mengisi hari-harinya dengan hal tersebut. Atau ada yang menghabiskan masa pensiunnya untuk pergi ke dokter dan rumah sakit, karena saat memasuki mada pensiun mulai banyak penyakit yang “beranjangsana” ke tubuh kita.
Jadi pengeluaran saat pensiun belum tentu lebih kecil saat kita aktif bekerja.
Pensiun lebih muda?
Saat ini banyak orang terobsesi untuk pensiun lebih muda, mengapa demikian? Karena saat masih muda, kesehatan kita sedang bagus-bagusnya, waktu masih cukup banyak, sedangkan uang masih belum banyak dipunyai. Saat usia sudah matang, tubuh masih cukup fit, uang juga sudah cukup banyak terkumpul, tetapi waktu sudah tidak ada lagi. Saat usia pensiun, waktu cukup banyak, uang juga sudah terkumpul, tetapi kesehatan sudah jauh menurun, alias sering sakit-sakitan.
Jadi dengan pensiun lebih muda, maka seseorang harus “memindahkan” waktunya ke pihak lain, bisa ke orang lain, bisa ke sistem dan lain sebagainya. Saat waktu yang tidak dipunyai oleh kelompok usia matang ini telah berpindah dan karena kesehatan yang masih cukup baik, maka banyak hal bisa dilakukan untuk menikmati masa pensiun dini tadi.
Seseorang yang lebih awal menikmati masa pensiun dibandingkan usia pensiun normal rata-rata, lebih banyak menerima pendapatan untuk kehidupannya dari passive income. Apakah itu?
Active Income vs Passive Income
Active Income bisa diartikan secara sederhana sebagai pendapatan yang diterima berasal dari kita bekerja. Sedangkan Passive Income diartikan sebagai pendapatan yang diperoleh berasal dari “mesin uang” yang kita miliki. Mesin uang ini bisa berupa bisnis yang sudah kita bangun sebelumnya, jaringan pemasaran yang luas di bawah kepemimpinan kita dimana kita tidak perlu bekerja lagi, atau menerima pendapatan dari dana pensiun.
Seseorang yang telah memasuki masa pensiun adalah orang yang menggantungkan pendapatannya dari passive income, dia tidak perlu bekerja lagi untuk memperoleh pendapatan untuk biaya kehidupannya.
Banyak cara yang bisa dilakukan agar passive income kita dapat menanggung biaya operasional kita. Saat passive income sudah dapat menanggung 100% dari biaya kehidupan kita disitulah anda memasuki gerbang kebebasan finansial atau financial freedom.
Uang Pensiun dari Program Pemerintah & dari Program yang diadakan Perusahaan
Beberapa orang merasa sudah cukup dengan diikutkannya mereka pada program pensiun yang diadakan pemerintah, misalnya para pegawai negeri yang akan menerima pensiun dari Taspen. Demikian pula dengan para pegawai swasta yang diikutksertakan pada program pensiun yang diselenggarakan oleh Perusahaan tempat mereka bekerja, baik bentuknya DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja) atau diikutkan pada DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) yang diselenggarakan oleh Bank Umum atau Asuransi Jiwa.
Penelitian dari negara maju menyatakan bahwa uang pensiun dari pemerintah maupun yang diselenggarakan oleh perusahaan, tidaklah cukup untuk mengcover biaya kehidupan mereka selama masa pensiun. Beberapa perencana keuangan menyarankan angka 70% s.d. 80% dari gaji terakhir adalah angka yang cukup memadai untuk membiayai kehidupan selama masa pensiun.
Apakah kita sudah merasa cukup dengan kedua bentuk uang pensiun tadi?
Seseorang yang lebih awal menikmati masa pensiun dibandingkan usia pensiun normal rata-rata, lebih banyak menerima pendapatan untuk kehidupannya dari passive income. Apakah itu?
Active Income vs Passive Income
Active Income bisa diartikan secara sederhana sebagai pendapatan yang diterima berasal dari kita bekerja. Sedangkan Passive Income diartikan sebagai pendapatan yang diperoleh berasal dari “mesin uang” yang kita miliki. Mesin uang ini bisa berupa bisnis yang sudah kita bangun sebelumnya, jaringan pemasaran yang luas di bawah kepemimpinan kita dimana kita tidak perlu bekerja lagi, atau menerima pendapatan dari dana pensiun.
Seseorang yang telah memasuki masa pensiun adalah orang yang menggantungkan pendapatannya dari passive income, dia tidak perlu bekerja lagi untuk memperoleh pendapatan untuk biaya kehidupannya.
Banyak cara yang bisa dilakukan agar passive income kita dapat menanggung biaya operasional kita. Saat passive income sudah dapat menanggung 100% dari biaya kehidupan kita disitulah anda memasuki gerbang kebebasan finansial atau financial freedom.
Uang Pensiun dari Program Pemerintah & dari Program yang diadakan Perusahaan
Beberapa orang merasa sudah cukup dengan diikutkannya mereka pada program pensiun yang diadakan pemerintah, misalnya para pegawai negeri yang akan menerima pensiun dari Taspen. Demikian pula dengan para pegawai swasta yang diikutksertakan pada program pensiun yang diselenggarakan oleh Perusahaan tempat mereka bekerja, baik bentuknya DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja) atau diikutkan pada DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) yang diselenggarakan oleh Bank Umum atau Asuransi Jiwa.
Penelitian dari negara maju menyatakan bahwa uang pensiun dari pemerintah maupun yang diselenggarakan oleh perusahaan, tidaklah cukup untuk mengcover biaya kehidupan mereka selama masa pensiun. Beberapa perencana keuangan menyarankan angka 70% s.d. 80% dari gaji terakhir adalah angka yang cukup memadai untuk membiayai kehidupan selama masa pensiun.
Apakah kita sudah merasa cukup dengan kedua bentuk uang pensiun tadi?
No comments:
Post a Comment