Tanya :
Sebagai seorang pegawai negeri sipil, selain saya mendapatkan gaji, juga ada fasilitas kesehatan, serta uang pensiun saat saya mulai memasuki usia pensiun nanti. Beberapa waktu yang lalu saya ngobrol dengan teman yang sudah memasuki masa pensiun, dan ternyata uang pensiun yang didapatkan hanya cukup untuk hidup secara sederhana saja. Yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana menyiasati kehidupan di masa pensiun nanti, saya tidak membayangkan bagaimana sulitnya hidup dengan uang pensiun yang saya dapatkan nanti. Mohon saran untuk ini.
Anton Wahyudi, Surabaya
Jawab :
Pak Anton, anda tampaknya cukup berpikir panjang tentang kehidupan di masa pensiun nanti. Berdasarkan penelitian di beberapa negara, uang pensiun yang disediakan oleh negara atau yang diselenggarakan oleh tempat kita bekerja tidak cukup untuk mengcover biaya kehidupan kita di masa pensiun. Untuk itu kita perlu menghitung berapa besar uang pensiun yang kita butuhkan sesuai dengan pola kehidupan di masa pensiun yang kita bayangkan.
Untuk menghitung berapa besar uang pensiun yang diperlukan, ada dua pendekatan yang bisa dilakukan. Pendekatan pertama, dari pendapatan yang kita peroleh saat ini. Artinya kita memproyeksikan besar pendapatan sebelum kita memasuki pensiun nanti, dengan memperhitungkan kenaikan gaji setiap tahun, serta tingkat pendapatan investasi yang ada. Setelah itu kalikan dengan faktor tertentu, misalnya 70% atau 80%. Faktor yang lebih kecil daripada 100% ini dipakai dengan asumsi bahwa kehidupan di masa pensiun membutuhkan lebih sedikit “dana” untuk kehidupan sehari-hari.
Pendekatan kedua adalah dengan melihat pengeluaran yang kita lakukan saat ini. Kemudian diproyeksikan ke awal masa pensiun kita. Seperti pendekatan pertama, dengan menggunakan tingkat inflasi dan tingkat investasi yang ada maka kita akan memperoleh proyeksi pengeluaran kita saat awal masa pensiun.
Dari kedua pendekatan di atas, maka kita akan tahu berapa besar kebutuhan saat menikmati masa pensiun kita. Lalu kurangi dengan uang pensiun yang akan kita peroleh. Apakah kebutuhan pensiun kita lebih besar daripada uang pensiun yang akan kita dapatkan? Jika ya, maka kita selisih yang ada tersebut adalah besar dana yang harus kita persiapkan secara mandiri mulai saat ini.
Bagaimana mempersiapkan pensiun secara mandiri, merupakan persoalan yang harus kita pikirkan dan lakukan mulai saat ini. Beberapa orang lebih suka mempersiapkan uang pensiunnya dengan membeli properti seperti rumah, ruko, apartemen, dan lain sebagainya. Sebagian lainnya berinvestasi di saham, obligasi, reksadana dan instrumen investasi lainnya.
Selain itu ada juga yang ikut dana pensiun secara mandiri, mereka mengiur sebagian dari pendapatan yang diterima pada dana pensiun lembaga keuangan yang ada. Dengan demikian mereka memperoleh fasilitas berupa penundaan pengenaan pajak dari iuran dana pensiun tadi.
Masa pensiun adalah masa untuk menikmati hasil kerja selama bertahun-tahun. Dengan mempersiapkannya mulai saat ini, maka kita sedang mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera.
Sebagai seorang pegawai negeri sipil, selain saya mendapatkan gaji, juga ada fasilitas kesehatan, serta uang pensiun saat saya mulai memasuki usia pensiun nanti. Beberapa waktu yang lalu saya ngobrol dengan teman yang sudah memasuki masa pensiun, dan ternyata uang pensiun yang didapatkan hanya cukup untuk hidup secara sederhana saja. Yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana menyiasati kehidupan di masa pensiun nanti, saya tidak membayangkan bagaimana sulitnya hidup dengan uang pensiun yang saya dapatkan nanti. Mohon saran untuk ini.
Anton Wahyudi, Surabaya
Jawab :
Pak Anton, anda tampaknya cukup berpikir panjang tentang kehidupan di masa pensiun nanti. Berdasarkan penelitian di beberapa negara, uang pensiun yang disediakan oleh negara atau yang diselenggarakan oleh tempat kita bekerja tidak cukup untuk mengcover biaya kehidupan kita di masa pensiun. Untuk itu kita perlu menghitung berapa besar uang pensiun yang kita butuhkan sesuai dengan pola kehidupan di masa pensiun yang kita bayangkan.
Untuk menghitung berapa besar uang pensiun yang diperlukan, ada dua pendekatan yang bisa dilakukan. Pendekatan pertama, dari pendapatan yang kita peroleh saat ini. Artinya kita memproyeksikan besar pendapatan sebelum kita memasuki pensiun nanti, dengan memperhitungkan kenaikan gaji setiap tahun, serta tingkat pendapatan investasi yang ada. Setelah itu kalikan dengan faktor tertentu, misalnya 70% atau 80%. Faktor yang lebih kecil daripada 100% ini dipakai dengan asumsi bahwa kehidupan di masa pensiun membutuhkan lebih sedikit “dana” untuk kehidupan sehari-hari.
Pendekatan kedua adalah dengan melihat pengeluaran yang kita lakukan saat ini. Kemudian diproyeksikan ke awal masa pensiun kita. Seperti pendekatan pertama, dengan menggunakan tingkat inflasi dan tingkat investasi yang ada maka kita akan memperoleh proyeksi pengeluaran kita saat awal masa pensiun.
Dari kedua pendekatan di atas, maka kita akan tahu berapa besar kebutuhan saat menikmati masa pensiun kita. Lalu kurangi dengan uang pensiun yang akan kita peroleh. Apakah kebutuhan pensiun kita lebih besar daripada uang pensiun yang akan kita dapatkan? Jika ya, maka kita selisih yang ada tersebut adalah besar dana yang harus kita persiapkan secara mandiri mulai saat ini.
Bagaimana mempersiapkan pensiun secara mandiri, merupakan persoalan yang harus kita pikirkan dan lakukan mulai saat ini. Beberapa orang lebih suka mempersiapkan uang pensiunnya dengan membeli properti seperti rumah, ruko, apartemen, dan lain sebagainya. Sebagian lainnya berinvestasi di saham, obligasi, reksadana dan instrumen investasi lainnya.
Selain itu ada juga yang ikut dana pensiun secara mandiri, mereka mengiur sebagian dari pendapatan yang diterima pada dana pensiun lembaga keuangan yang ada. Dengan demikian mereka memperoleh fasilitas berupa penundaan pengenaan pajak dari iuran dana pensiun tadi.
Masa pensiun adalah masa untuk menikmati hasil kerja selama bertahun-tahun. Dengan mempersiapkannya mulai saat ini, maka kita sedang mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera.
1 comment:
Pensiun memang menakutkan karena itu perlu dipersiapkan sejak muda.
Post a Comment