Monday, December 24, 2007

Memahami Perencanaan Keuangan Secara Sederhana

Perencanaan Keuangan Untuk Siapa?
Banyak orang yang punya pemikiran bahwa perencanaan keuangan adalah milik orang-orang kaya atau yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas bahkan tingkat paling atas. Jika kita pertanyakan, apakah kita yang berada pada golongan menengah atau bawah memerlukan sebuah perencanaan keuangan? Jika jawabannya tidak, maka tulisan ini akan berhenti di sini saja.

Sebuah pengalaman dari seorang teman perencana keuangan, bahkan golongan ekonomi paling bawahpun sangat berkepentingan pada perencanaan keuangan ini. Dengan pendapatan sedikit di atas UMR, seorang buruh sangat kesulitan untuk mengatur keuangannya. Dengan dua orang tanggungan, yaitu istri dan seorang anaknya, dia sangat bingung untuk mengatur agar pengeluarannya lebih kecil daripada pendapatannya. Tetapi dengan bantuan seorang perencana keuangan, dia sekarang terbebas dari kesulitannya itu. Apa yang dilakukannya?

Pada awalnya dia mencatat semua pengeluarannya pada bulan bersangkutan, dan pada akhir bulan dia melihat bahwa beberapa pengeluaran yang dia lakukan sebenarnya tidak perlu. Pada bulan berikutnya besar nominal pengeluaran yang tidak diperlukan tersebut ditabungnya dan dialokasikan untuk keperluan keluarganya di masa depan. Dan sekarang dia terbebas dari masalahnya itu.

Cerita di atas mungkin sederhana, tetapi tidaklah sesederhana yang kita bayangkan jika kita mengalaminya sendiri. Lalu apa yang harus kita lakukan dalam sebuah perencanaan keuangan? Mari kita kupas satu persatu.

Pendapatan
Dalam kehidupan finansial kita, pasti ada yang namanya pendapatan. Apakah kita tahu berapa besar pendapatan kita setiap bulannya. Yang paling mudah diidentifikasi adalah gaji yang kita terima setiap bulannya. Juga gaji yang diterima istri, jika dia juga bekerja. Apakah anda mempunyai tabungan? Jika ya, apakah anda pernah memperhatikan bahwa setiap bulannya kita mendapatkan bunga dari uang yang kita tabung. Pendapatan bunga ini meskipun kecil, dapat kita kategorikan sebagai salah pendapatan kita setiap bulan. Bayangkan jika kita mempunyai “mesin uang” yang menghasilkan tingkat pendapatan sebesar 10% setiap bulannya, maka pendapatan tersebut cukup signifikan terhadap total pendapatan yang kita terima.

Pengeluaran
Bagaimana dengan pengeluaran yang kita lakukan? Apakah anda pernah mempunyai catatan tentang pengeluaran yang kita lakukan setiap bulannya? Sebagian besar orang tidak memiliki catatan ini, karena pengeluaran bulanan kita begitu banyaknya dan diantaranya memiliki nominal kecil. Misalnya anda mengeluarkan sekeping uang logam bernilai Rp. 100 untuk diberikan ke “pak ogah” di perempatan jalan. Biasanya nominal yang kecil ini tidak tercatat dalam “buku” kita, karena nominalnya kecil dan jumlahnya cukup banyak.

Pada dasarnya pengeluaran kita dapat dikategorikan menjadi pengeluaran bulanan dan pengeluaran non bulanan. Pengeluaran bulanan misalnya : pembayaran listrik, air minum, iuran kebersihan sampai ongkos transportasi kita ke kantor. Sedangkan pengeluaran non bulanan adalah pengeluaran yang harus kita lakukan setiap tiga bulan atau setiap tahun sekali. Misalnya pembayaran premi asuransi yang setiap tiga bulan, pembayaran pajak bumi dan bangunan yang setiap tahun, pembayaran STNK kendaraan bermotor kita yang juga setiap tahun, dan lain sebagainya. Dua kategori di atas adalah pengeluaran rutin, ada pula yang disebut sebagai pengeluaran non rutin. Misalnya pengeluaran yang harus kita lakukan karena rumah kita bocor, sehingga diperlukan perbaikan seperlunya, atau pengeluaran saat kita membeli mobil atau rumah. Istilah di instansi pemerintahan, ada biaya rutin dan biaya pembangunan. Biaya rutin seperti contoh kita tadi adalah biaya rutin kita setiap bulan atau setiap tahun sekali. Sedangkan biaya pembangunan seperti biaya pembelian mobil dan rumah. Setelah mobil atau rumah dibeli, maka biaya perawatannya masuk ke biaya rutin.

Perbandingan Pendapatan dan Pengeluaran
Sekarang kita bandingkan antara pendapatan yang kita terima dan pengeluaran yang kita lakukan. Apakah seimbang, lebih besar pengeluaran, atau lebih besar pendapatan? Kondisi terakhir adalah yang kita harapkan bersama. Tetapi banyak orang dimana pengeluarannya lebih besar daripada pendapatan yang dia terima. Apa yang kita harus lakukan untuk kondisi ini? Seperti contoh buruh di atas yang melakukan “pelacakan” terhadap pengeluarannya, maka kita juga dapat melakukan kegiatan tersebut. Hasil dari kegiatan “pelacakan” ini adalah potret pengeluaran yang kita lakukan dalam periode tertentu. Ada pengeluaran yang harus dilakukan, ada yang bisa tidak dilakukan dan ada yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Kategori terakhir bisa kita coret dari daftar pengeluaran kita pada periode berikutnya dan nominal dari pengeluaran tersebut bisa langsung kita tabung atau kita investasikan setelah kita menerima gaji bulanan.

Tujuan Keuangan Kita
Setelah kita “memotret” kondisi keuangan kita, maka kita telah mengetahui kelebihan maupun kekurangan kita dalam mengelola keuangan sebelumnya. Tahap selanjutnya adalah menentukan secara spesifik tujuan keuangan kita di masa depan. Setiap orang pastilah mempunyai tujuan hidup, tetapi jarang yang secara spesifik dan terukur apa yang ingin dia lakukan dalam jangka waktu tertentu. Seorang teman yang berhasil mengembangkan bisnisnya menyarankan bahwa tujuan hidup kita harus jelas, terukur kapan waktu pencapaiannya dan tertulis. Bahkan dia menyarankan agar setiap orang memiliki “dream book”, tempat kita menulis setiap tujuan hidup kita.

Setiap orang pastilah ingin hidup sejahtera, tetapi setiap orang mempunyai ukuran “kesejahteraan” yang berbeda. Contoh tujuan yang spesifik dan terukur adalah menyekolahkan anak sampai tingkat S1 di sebuah perguran tinggi di Indonesia selama 10 tahun mendatang. Tujuan ini spesifik, bisa diukur berapa besar biayanya dan jangka waktu pencapaiannya. Dengan tujuan yang cukup jelas ini, kita akan dapat mengukur berapa besar dana harus disisihkan setiap bulannya mulai saat ini untuk mencapai tujuan mulia tersebut. Tugas kita pada tahap ini adalah menentukan tujuan-tujuan keuangan kita di masa mendatang, mulai dari mempersiapkan pendidikan anak, mempersiapkan masa pensiun sampai mempersiapkan biaya pemakaman saat kita meninggal nanti. Dan kemudian menghitung besar dana yang harus disisihkan agar tujuan tersebut bisa dicapai.

Banyak “kendaraan” bisa kita pakai untuk mencapai tujuan ini, mulai dari menabung, berasuransi, dan berinvestasi. Berinvestasipun banyak sekali caranya, mulai dari saham, obligasi, reksadana, sampai berinvestasi di bidang properti atau menanam modal langsung ke dunia bisnis.

Banyak jalan menuju Roma, bisa lewat darat, laut maupun udara. Semua pilihan ada di tangan kita, dan pasti kita memilih yang terbaik sesuai dengan kemampuan dan pengalaman kita.
Selamat berjuang.

No comments: